Mina lagi ditalian bersama Fifi dan memberitahu yang Ivan dan Gita jadi pindah ke puncak. Fifi pada gengsi apakah Dia juga ikut pindah kepuncak. Mina kurang pasti dengan itu tapi dia pasti sekali kalau Gita yang pindah. Lalu Fifi buat janjian ama Mina untuk ketemu sorenya.Dia, Gita dan Eka lagi menunggu Mina sampai didepan pintu. Dia agak gelisah kerana harus menunggu Mina sampai. Lalu Ivan keluar dari rumah dan hairan melihat mereka semua pada berdiri didepan rumah. Dia bilang yang Mina masih belum sampai-sampai juga dan mereka harus menunggunya sampai kerana Mina nggak punya kunci rumah. Ketika semua lagi pada bingung, Eka terlihat Mina udah sampai di pagar. Dia terus bertanya kemana Mina pergi. Mina beralasan yang dia harus ke warung kerana membeli obat sakit kepala. "Iya nggak apa-apa. Kamu jaga rumah yach. Kami mau ke Puncak""Ke Puncak?""Iya. Kami mau lihat rumah dan tanah""Rumah dan tanah?" *tuh khannn..jahat lagi akalan c Mina ini. Dasar materialistik *Pembantu rumah Rendy hairan melihat Susi datang ke rumah pagi-pagi. "Saya nggak mencari Rendy tapi Benny""Den Benny?""Iya. Benny nya ada kan? Dia nggak sekolah kan?""Iya. Den Bennynya ada didalam. Silakan masuk Non...?""Oh...nama saya Susi" Pembantu itu terus masuk kedalam dan memanggil Benny. Benny yang ketika itu sedang bermain Lego terus cemberut kerana diganggu oleh pembantu itu. Pembantu rumah terus memberitahu yang Benny ada tamunya tapi Benny nggak mau terima dan terus bermain dengan Legonya. Pembantu terus meninggalkan Benny dan berkata ke Susi yang Benny nggak mau diganggu. "Lho, emangnya Benny lagi napain?""Apa lagi. Main Lego. Pagi petang asyik dengan Legonya aja""Lego?"Dia dan Ivan lagi berbincang dengan Pak Cecep. Pak Cecep begitu gembira sekali bila Dia bersetuju untuk membeli tanah dan sawahnya. Ivan mulanya agak keberatan bila Dia mahu membayar kesemuanya tapi Dia tetap saja dengan pendiriannya dan memaksa Ivan untuk mengalah. Dia dan Ivan mau masuk kerumah dan mengajak Gita sekalian tapi Gita nggak mau dan dia mengajak Eka untuk melihat ikan di empangan. Eka ikutan saja dan mrmbiarkan Dia dan Ivan masuk ke rumah itu. Ivan terus bertanya ke Dia mengapa dia sanggup untuk membayar kesemuanya. Dia berkata dia nggak keberatan untuk membayar semua itu demi untuk kehidupan baru. Dia tiba-tiba jadi malu bila dia ingin memberitahu Ivan mengenai hasrat Eka. "Kamu kenapa Dia? Kok jadi malu gitu sich?""Asal kamu tau yang satu ini bukan dari aku tapi dari Eka. Kalau kamu nggak percaya, tanya saja sama anaknya.""Dia, aku percaya sama kamu. Justru itu aku seharusnya yang bikin proposal""Proposal?""Dia, gimana kalau kita mulai kehidupan baru sekali lagi? Sebetulnya saya masih mencintai kamu Dia. Saya nggak pernah melupakan kamu dan saya sentiasa mencintai kamu."Dia hanya tersenyum senang dan kemudiannya mereka saling berpelukan. Eka kebetulan memandang kearah mereka, tersenyum kegembiraan melihat mereka bisa menyatu kembali."Ibu""Lho Min, kok kamu ada disini""kebetulan saya lalu disini. Sekalian terus jumpa Ibu.""Ohh.....oh ya Min, ni ada sesuatu untuk kamu" Fifi menghulurkan amplop putih ke Mina. Mina malu-malu kucing terus mengambil amplop itu dari Fifi. Mina terus memberitahu yang kemungkinan Dia dan Eka ikut pindah ke Puncak bersama-sama Ivan Gita. Fifi terus berlakon yang dia sedih sekali bila Dia ikut mereka pindah dan merekasaya cerita yang Dia yang sebetulnya merosakkan keluarganya dan merampas Ivan darinya. Mina pun turut percaya akan kata-kata Fifi. Kemudian Fifi pun memberikan kantong berisi boneka Barbie baru untuk Gita bagi menggantikan bonekanya yang rusak. Benny lagi asyik main dengan Lego barunya dan bermain-main di depan Rendy. Rendy hanya tersenyum dan bertanyakan dari mana Benny dapat Lego itu."Dibelin ama papa ya?""Kan papa belum pulang dari luar negeri. Ini hadiah dari Susi""Susi?""Cantik kan bonekanya, tante?""Wah.....cantik sekali. Dibeli'in sama papa yach?""Enggak tuh. Dari Bi Mina.""Mina?"Rendy berjumpa Susi disekolah ketika mau latihan basket. Rendy bertanya kenapa Susi memberikan hadiah untuk Benny. Susi pun pura-pura berkata yang Benny itu seharusnya diberi perhatian. Bukannya dipinggir atau dihina. Lagipula, Rendykan kawan Susi. Sudah seharusnya Susi ikut berkawan dengan Benny. Rendy agak terkejut bila mendengar Susi berkata begitu dan berkata yang dia nggak nyangka yang Susi berpikiran begitu terhadap Benny. Susi tersenyum licik"Kamu kira aku begitu sadis apa? Kebetulan Ria lalu disitu dan berdiri di tengah antara rendy dan Susi. Ria terus melemparkan bola basket kena ke perut Rendy dan berkata yang sekarang waktu latihan bukan kencan. Rendy terus berlalu dan Susi sempat berkata yang nanti dia mau ikut Rendy pulang jenguk Benny.Dia bertanya Mina dari mana dia dapat boneka itu. Mina terus jadi plin-plan dan berkata dia yang membelikan Gita boneka Barbie itu untuk menggantikan bonekanya yang rusak. dia sepertinya nggak puas hati dengan jawapan Mina dan dari mana Mina punya uang sebanyak itu kerana patung Barbie itu nggak murah harganya"Emm...anu Ibu. Itu ada kiriman untuk Non Gita. Jadi saya terus beri ke Non Gita""Kamu nih gimana sich, Min? Kan kamu tau, kalau ada apa-apa kiriman untuk Non Gita, harus lalu ke saya atau Pak Ivan." Mina hanya tersipu-sipu bila dimarah sama Dia. Kebetulan ketika itu Gita masuk dari pintu belakang dan Dia nggak ngeliat. Demi saja Dia berlalu, Gita terus ke Mina."Kenapa sich tante Dia tu marah-marah?""Ibu Dia itu memang selalu gitu Non. Dia galak sekali.""Ihh..kenapa dia harus marah-marah gitu? Inikah hadiah untuk Gita""Ibu Dia itu paling nggak suka kalau terima hadiah dari Ibunya non.""Kamu tau Van?""Iya dan seharusnya juga kamu tahu." Ivan terus menerangkan yang selama ini berbuat begitu adalah untuk melindungi Gita dari Fifi. Dia nggak begitu setuju kerana Fifi juga adalah mamanya Gita. Ivan nggak seharusnya melarang mereka untuk berjumpa. Ivan hanya tersenyum dan mengingatkan Dia gimana perangai Fifi. Dia cuba meyakinkan Ivan dan mengatakan yang Fifi mungkin sudah berubah dan agak sedikit tenang berbanding dulu. Ivan turut mengiyakan dan juga menyatakan yang kemungkinan dia akan membenarkan Fifi untuk bertemu dengan Gita. "Iya udah.. Kamu jadikan?""Iya""Ok. Kalau gitu, aku ganti pakaian dulu yach""Dengan cantik ya" Ivan senyum dan melihat Dia berlalu "Malam ini kita mulakan kehidupan baru kita" Susi berada dirumah Rendy dan masuk ke bilik Benny. Benny ketika itu bermain-main boneka Aceman hanya cuek aja dengan Susi. Susi kemudiannya meletakkan kado diatas badan Benny(ketika itu Benny sedang berbaring). Benny suka sekali dengan kado [pemberian Susi."Jadi, sekarang Susi temannya Benny, Benny temannya Susi""Benny teman Susi, Susi temannya Benny"Ketika ini, Mina berada dibilik Gita dan menceritakan betapa jahatnya ibu tiri itu. "Nggak mungkin Bi. Kan tante Dia sayang ama Gita" Mina tetap aja berusaha memasukkan cerita-cerita nggak enak tentang Ibu tiri sampai Gita betul-betul percaya yang semua ibu tiri itu jahat-jahat"Kalau gitu, Gita nggak mau punya ibu tiri.""Waduh...jangan sampai dech non. Ketika ini Ivan masuk ke bilik Gita dan memberitahu yang Ivan dan Dia mau keluar makan malam. "Kalau papa pergi, Gita tinggal sama siapa?""Kan ada Bi Mina. Gita bisa tinggal sama Bi Mina kan?" Gita terus jadi cemberut dan Ivan meninggalkan Gita dan Mina. "Tuh kan Non. Apa Bi bilang......kok mau makan malam, Non ditinggalin sendirian."Susi baru pulang dari rumah Benny. Susi berlakon didepan Fifi yang kononnya dia betul2 bahagia bersama Benny."Ihh...anak mama lagi jatuh cinta nich...""Mama tau..Benny itu ganteng banget...mama nggak marah kan?""Nggak tu" Tiba-tiba telefon berbunyi dan Fifi segera mengangkatnya"Halo? Mina?" Susi memandang Fifi"Bentar yach sayang" Fifi beredar ke ruangan lain dan Mina membagi telefon itu ke Gita. Gita mengadu ke Fifi yang dia ditinggakan sendirian bersama bi Mina di rumah. Fifi bertanyakan kemana Ivan dan Dia. Gita memberitahu yang mereka pada keluar makan malam. Fifi pun ambil kesempatan yang sebenarnya Dia itu jahat sebetulnya, bukannya Fifi. Gita cuma berkata 'Iya' dan Fifi terus hang up telefonnya. Ivan dan Dia masuk ke restoran."Aku pikir kamu mau menempah restoran kesukaan aku, Van""Kita kan mau mulai kehidupan baru. Setentunya kita mulakan dengan sesuatu yang baru." Ivan menarik kerusi untuk Dia dan Ivan terus duduk dtempatnya."Aku ada sesuatu untuk kamu" "Oh ya?"Ivan mengeluarkan kotak cincin dati sakunya dan membukanya di depan Dia. Dia hanya memandangnya dengan senyuman."Aku juga ada sesuatu untuk kamu""Untuk aku?" Ivan hairan bila Dia juga mengeluarkan kotak cincin dari tasnya dan memberikannya ke Ivan. Ivan mengambilnya dan terus membukanya."Dia, kamu masih menyimpan cincin perkahwinan lama kita?""Iya dan aku berharap yang kamu akan menyarungkannya satu hari nanti""Dia, sebaiknya jangan dipakai cincin ini kerana ia akan bisa mengundang segala kesedihan dan kepedihan. Sebaiknya kamu pakai aja cincin yang baru ini yah." Ivan menyimpan kembali cincin yang lama itu dan menyarungkan cincin yang baru ituke jari Dia. Keduanya tersenyum gembira sekali.Paginya, Dia hairan Gita masih blom siap lagi."Ayo sini, tante siapin Gita yach""Nggak mau. Gita mau sama Bi mina aja. Bi Minaaaaa...Bi Minaaaa....Biiii""Iya udah, tante tinggal dulu yach." Dia hairan meliat Gita keras-kerasan gitu. "Ma, itu Gita ya? Kok teriak-teriak gitu?"'Mama juga nggak tau tuh, Eka. Tiba-tiba aja gitu""Hmmm...Eka pergi sekolah dulu yach ma. Daa mama" Eka salam ama Dia dan berjalan keluar rumah. Kemudian Ivan masuk dan menunjukkan Dia surat pang(^_^)Vn kerja. Ivan merasa hairan kerana dia nggak pernah mendengar nama perusahaan itu dan juga dia nggak pernah surat permohonan kerja ke tempat itu. Perusahaan itu juga memiliki segala info dan alamat perhubungannya tapi dia juga merasa agak keberatan untuk menolaknya kerana imbalannya lumayan sekali. Dia melihat Ivan begitu antusias sekali dengan tawaran yang diberikan dan berkata dalam hatinya yang Ivan masih lagi berminat dengan dunia bisnis dan bagaimana mungkin Ivan bisa konsentrasi untuk menjadi peladang yang baik. Eka ketemu Susi di sekolah danmengucapkan selamat dan bertanya bila makannya."Makan apaan?""Itu lho, aku dengar yang kamu dan rendy udah jadian. Kalau lagi latihan basket, kamu harus menunggu Rendy pulang""Ooohh....ini mesti dari pembawa gosip, Marsha itu""Lho...Marsha? Bukan...Marsha itu bukan jenis pembawa gosip""Apa-apalah, Eka. Kamu tolong kasi tahu ama si pembawa gosip itu yang aku itu nggak ada apa-apanya dengan Rendu tapi kakaknya, Benny. Aku mau menikah dengan Benny""Apa?! Menikah? Sus...Sus....sekolah lagi belum telar, kamu udah mau menikah...kamu bercandakan Sus...." Eka terus-terusan ketawa tapi terhenti bila melihat Susi besitu serius sekali"Kamu nggak bercanda, Sus?"Ivan datang ke kantor pengacara Susi (tapi dia nggak tau yang itu adalah pengacara Susi) dan menanyakan dari mana mereka tau data-datanya dan dari mana mereka tau tentang dirinya. Pengacara itu beralasan yang mereka mengetahui data-datanya dari head hunter mereka dan usul mereka telah pun dipersetujui oleh direktur. Ivan sempat bertanyakan siapakan direktur mereka kerana dia ingin sekali bertemu dengannya tapi pengacaranya nggak mau kasi tau dan hanya memaklumkan Ivan bahawa direktur dan pemegang saham mereka adalah kalaangan yang non-aktif. Ivan juga ditawarkan sebagai Managing direktur disyarikat itu. Ivan nampaknya seperti berminat Fifi ditalian bersama salah seorang karyawan di perusahaannya dan menanyakan apakah Ivan ada datang keperusahaan itu. Fifi agak terkejut tapi gembira bila Ivan datang ke perusahaannya. Susi ketika itu ada dibelakangnya membungkus kado untuk Benny. "Ivan bakalan nggak sempat untuk duduk di perusahaan itu kerana Benny yang akan duduk disitu""Kamu bungkus kago untuk siapa?""Untuk Benny, Ma""Benny? Kok Benny mainnya Lego sich?""Ma, kalo orang genius itu, mainnya ya Lego dong...agar bisa lebih kreatif"Fifi memandang Susi dengan penuh tanda tanya.Ivan dan Dia janjian direstoran untuk makan tengah hari. Ivan memberitahu Dia yang jawatan yang ditawarkan kepadanya adalah Managing Director dan Ivan begitu excited sekali. DIa pun memberitahu yang Dia terpaksa menunda rancangan untuk membeli tanah di Puncak.Ivan pula mengatakan yang peluang itu hanya datang sekali dan dia ingin memanfaatnya. Ivan juga bilang yang dia ingin menyediakan kesenangan dan pendidikan yang baik untuk anak-anak. Lalu Ivan meminta pandangan dan saranan Dia terhadap keputusannya. Dia pun bilang yang semuanya terletak kepada Ivan kerana satu hari, Ivan akan menjadi kepala keluarga mereka. Ivan pulang kerumah. Kebetulan keika itu, Mina mau keluar. Mina tergagap-gagap bila Ivan menanyakan dia mau kemana. Mina bilang yang dia mau beli obat sakit kepala. Ivan menjadi hairan kerana Mina sering saja beli obat sakit kepala. "Ntar ke rumah sakit aja""Eh..nggak usah pak. Saya permisi dulu." Ivan terus masuk kerumah dan mencari Gita. Gita berada ditaman ketika Ivan menjumpainya. Gita marah-marah bila Ivan baru pulang. Ivan bilang dia lagi ada urusan dan bertanya Gita kenapa tidak ikut aja sama Dia tadi. Gita bilang yang dia nggak mau ikut dengan Dia. Gita juga bilang yang dia mau sekolah lagi. Ivan berjanji Gita akan sekolah lagi tapi ketika mereka sudah pindah ke puncak. Gita terus teriak yang dia nggak mau pindah ke puncak dan bersekolah disana kerana teman-temannya nggak ada disana. Ivan bilang Gita bisa berteman baru. Gita berkeras nggak mau pindah ke Puncak dan pindah sekolah. Ivan menjadi heran dengan keolahan Gita yang aneh. Gita terus menyisir rambut Barbienya dengan kasar sekaliSusi berada di rumah Benny. Benny ketika itu lagi asyik bermain Lego barunya. Benny langsung cuek saja kepada Susi. Susi sepertinya sebel kerana Benny nggak perhatian kepadanya. Susi kemudiannya berdiri di depan Benny dan bertanyakan apakan bajunya cantik atau nggak. Benny nggak perduli malah menyuruh Susi mencari Lego bewarna ijo. Susi menjadi marah dan cemberut didepan Benny. Kemudian Susi berusaha lagi untuk menarik perhatian Benny. Tiba-tiba Benny berhenti bermain dan memandang Susi."Kamu tolong dong carikan Lego aku yang bewarna ijo""Ok..aku bisa nolong kamu nyari tapi cium dulu dong"Benny jadi gembira dam mencium-cium tangan Susi dan seterusnya pipi Susi. Susi jadi geli tapi hanya membiarkan saja. Kebetulan ketika itu Rendy lewat dan terlihat yang Benny sedang mencium pipi Susi. "Mas Benny mencium pipi Susi?""Kamu jangan bercanda, Ren""Betul Pa. Saya lihat dengan mata saya sendiri. Mas Benny sedang mencium pipi Susi""Susi? Siapa itu?""Temannya aku Pa""Ini bererti Benny udah tau apa itu rasanya cinta. Ini satu perkembangan yang baik sekali Rendy. Mana gadis itu? Papa mau ketemu""Dia ada dikamarnya Mas Benny pa. Aku pamit dulu pa. Mau latihan basket"Malamnya, Dia mengajak Gita untuk makan malam bersamanya tapi ditolak keras oleh Gita. Dia berusaha memujuk Gita tapi malahan Gita teriak-teriak nggak mau dan memanggil-manggil Mina. Dia terkejut sekali dan berkata kalau nggak mau, nggak apa-apa tapi jangan teriak-teriak. Dia segera meninggalkan Gita dan kedapur. Didapur, Dia lagi memikir kenapa Gita berubah begitu. Ivan pun masuk dan bertanyakan Gita. Dia memberitahu yang Gita makannya mau dikamar saja dan juga memberitahu yang Gita berubah kepadanya. Suka teriak-teriak. Mina ketika itu berada dibelakang dia, asyik melirik-lirik ke Dia. Ivan kemudiannya berkata yang Gita mungkin lagi cemberut sebab itu Gita begitu. Ivan kemudian berlalu dan memanggil Gita. "Ma...mama""Eka""Ma, mama udah makan? Eka lapar nih. Mau makan""Iya sayang tapi kamu harus tolong mama dong. Kamu tolong dech oujuk Gita. Kebelakangan ini, Gita mengamuk terus.""Mangamuk? Hmmm....Eka jumpa Gita dulu yach"Eka mengetuk bilik Gita tapi Gita cuek aja. Eka berusaha untuk memujuk Gita supaya berbicara tapi belum bisa. Eka tetap aja berusaha dan akhirnya Gita mau bicara. Gita menanyakan apakan Eka sayang sama papanya dan dia. Eka bilang tentu aja. Bukan Eka saja tapi juga Dia. "Tapi Gita nggak sayang sama mamanya Kak Eka tuh"Eka terkejut sekali..........Bersambungggg.....
posted by admin at 12:37 PM | Permalink |
[ back home ]
Comments for DIA 3 - EPISODE 111