About me
Previous Posts

This chat central link with www.mp3central.blogspot.com
Get your own Chat Box! Go Large!

Dia 3 -EPISODE 108

Tuesday, April 18, 2006
Ore : 1:26 PM

Diluar rumah Dia, kelihatan banyak reporter yang ingin menemuramah Dia mengenai kasus keracunan itu. Kebetulan Dia menelefon kerumah dan Eka melarangnya pulang dulu. Sewaktu sedang ribut2, tiba-tiba Fifi datang dan mengambil kesempatan membuat komentar yang bukan-bukan tentang Dia. Semua reporter tertumpu pada Fifi"Mana mugkin Dia mau keluar. Tampangnya aja nampak sok baik..tapi nyatanya......"Ketika ini, Dia berada di kantornya Andi. Dia mahu pamit pulang kerana ingin menyelesaikan masalah itu tapi Andi melarangnya malah menyuruh Dia makan dulu" Gimana aku bisa makan kalo masalahnya belum selesai""Dia, makanlah dulu. Kita tunggu sampai semuanya reda." HP Dia berbunyi "Halo""Bu Dia""Kenapa Vy?""Kayaknya kita harus tutup restoran. Di luar ada massa yang buat demonstrasi. Gimana bu?" Diluar restoran, semua keluarga korban lagi buat demonstrasi, meminta pertanggungjawaban dari Dia. Tiba-tiba datang taksi.....Ivan datang dengan Gita ke restoran. Kepala demonstrasi malah masih teriak-teriak minta pertanggungjawapan restoran Nadia."Bertenang...bertenang...saya manager disini....saya manager disini""Kamu? Bukankan restoran ini pemiliknya Nadia""Iya. Pemilik resotran ini memang Nadia tapi saya manager disini. Gimana kalau kita selesaikan dengan cara baik-baik""Baik""Anda ketua demonstrasi ini?" Tanya Ivan ke wanita itu"Iya""Yuk, kita masuk kedalam. Saya percara kita dapat menyelesaikan ini dengan baik"Didalam restoran, Ivy dan yang lain2 pada ragu2 samaada mahu menutup restoran atau tidak. Dalam pada berbicara, tingkap diketuk. Ivy jadi kaget dan menarik langsir "Pak Ivan!!!" Ivy gembira melihat Ivan kembali dan Ivan mengarahkan Ivy untuk membuka pintunya.Dia menelefon Ivy menanyakan soal demonstrasi itu. Ivy berkata semuanya baik-baik saja dan sudah terkawal. Ivy memberitahu yang Ivan sudah kembali ke restoran dan menyelesaikan hal itu. Dia pada mulanya terkejut bila mendengar Ivan ada direstoran dan Dia juga gembira sekali bila mendengar semua sudah diurus oleh Ivan. Andi kurang senang bila mendengar Ivan kembali ke restoran itu. Di restoran, Ivan berkumpul bersama karyawan2 restoran. Mereka berbincang untuk menyelesaikan masalah itu. Ivan juga meminta semua bon-bon perbelanjaan, order dan juga jadual kerja pada malam itu. Iwan terus kaget bila mendengar Ivan meminta nama-nama koki yang berkerja pada malam kejadian."Kamu kenapa Iwan? Kok kelihatannya resah sekali?""Ermmmm...ermmm....saya masih agak resah kerana demonstrasi tadi, pak""Ermm...ok..nggak apa-apa dech kalau gitu."Fifi baru pulang. Ketika mahu masuk ke garage, tiba-tiba Iwan nongol. Fifi kaget gimana Iwan boleh tau tempat tinggalnya."Dari mana kamu tau saya tinggal disini?""Bukan saja tempat tinggalnya malah nama ibu juga saya tahu. Ibu ini Ibu Fifi kan?"Iwan membutuhkan tempat bersembunyi selama kasus itu berjalan dan dia meminta pertolongan Fifi. Iwan juga memberitahu yang Ivan kembali semula ke restoran. Fifi menjadi senang mendengarnya. "Sekarang aku sudah tahu dimana kamu berada, Van"Direstoran, Dia berterima kasih sama Ivan kerana kembali semula ke restoran. Ivan berkata, setelah kasus itu selesai dia akan segera meninggalkan tempat itu. Dia menawarkan untuk membawa Gita kerumahnya sebab Gita ketiduran. Dia juga menawarkan ke Ivan. Pada mulanya, Ivan agak keberatan tapi setelah Dia berjanji bahwa takkan ada sesiapa yang tahu, dia bersetuju. Dirumah, Fifi tertawa-tawa melihat dirinya didalam TV. Dia begitu berpuas hati dapat menjatuhkan nama restoran Dia. Fifi juga berharap yang Ivan akan kembali kepada nya bila Dia nanti jatuh bangkrut dan miskin. Ketika itu, Susi keluar dari kamar dan memerhatikan Fifi. Susi perlahan-lahan keluar dari kamarnya dan terus mengambil telefon. Diluar, Susi hendak menelefon tiba-tiba ada orang menepuk bahunya. "Kamu siapa?""Saya pekerja baru disini. Saya diambil berkerja sama Ibu Fifi tapi saya masih belum tau apa kerjaan saja." "Pekerja baru? Kok ambil pekerja baru, nggak tau apa perkerjaannya?""Saya Iwan" Iwan menghulurkan tangannya"Saya majikan kamu!!" bentak Susi lantas masuk ke rumah. *Nah...disini Iwan memandang Susi sepertinya nggak pernah nampak perempuan*"Ma..""Oh...ada apa sayang?""Ma, aku mau masuk kesekolah lagi. Ujiannya udah dekat. Entar ketinggalan lagi""Boleh asal saja kamu mau mengikut syarat2 mama. Kamu mau kan? Kamu nggak ingat kejadian malam itu?""Iya dech ma.....aku minta maaf""Duhhh....kamu sich...bawa ngobrol panjang-panjang. Kan udah ketinggalan""Ma...minta kunci mobilnya dong""Kunci mobil?" Ria dan Marsha sedang mengisi fomulir untuk melanjutkan pengajian. Ria bertanya Marsha maunya kemana. Marsha blom buat keputusan soalnya dia nggak tau Eka mau nyambung kemana. Marsha juga nggak berani menanyakan ke Eka disebabkan oleh kejadian hari itu. Ria hairan kenapa Marsha masih mau sama Eka sedangkan Eka selalu cuek saja sama Marsha. Kemudian Ria mengambil HP Marsha dan menelefon ke rumah Eka supaya Marsha dapat bertanya kemana Eka melanjutkanpengajiannya. "Masuk Van..kamu tau dimana kan?" kata Dia sambil membukakan pintu"Makasih Dia" Tiba-tiba telefonnya berbunyi "Halo....iya....ini dari mana ya? Ohh...sebentar yachhh...""Eka""Mama. Gimana restorannya?""Udah selesai kok. Oom Ivan udah menyelesaikannya""Oom Ivan?""Ini ada telefon untuk kamu.""Itu udah tentu dari Marsha. Bilangin aja Eka udah tidur.""Jangan begitu dong, Ka""Ma, setiap kali Eka melihat Marsha, Marsha selalu mengingatkan Eka ke Dwi. Banyak kenangan diantara kami.""Ini bukan Marsha, Ka tapi Ria""Ria?""Iya. Masa mama nggak kenal suara Marsha" Eka mengambil telefon dari Dia lantas dia tersenyum senang. Eka merasakan yang impian Dwi akan tercapai kerana kini Ivan udah tinggal dirumahnya kemudian Eka memutuskan talian telefonnya."Urghhhhhh...udah lama nunggu malah dimat'in""Nahhh.....gue bilang apa juga Ri"Eka membacakan Gita cerita dongeng kerana itu adalah kebiasaan Eka dan Dwi sewaktu kecil. Mamanya akan membaca cerita dongeng sehingga mereka tertidur. Gita tersenyum senang bila melihat Eka baik terhadapnya. Paginya, Susi mau kesekolah tapi Fifi nggak memberi ijin malah menyuruh Iwan menjadi supir untuk Susi. Susi jadi sebel dan terus keluar."Saya bukan saja mau kamu jadi supirnya. Saya mau kamu perhatikan kemana dia pergi dan sama siapa.""Baik Ibu""Eka""Susi""Ka, aku minta maaf yach soal kelmarin. Bukan aku nggak mau nolong tapi elo tau kan nyokap gwe....""Udah Sus.....gwe nggak mau denger apa2 lagi apalagi soal Dwi!""Baru kali ini aku melihat Eka membentak orang""Kan kamu janji nggak siapa akan tau, Dia" Ivan agak kesal bila Dia memberitahu Andi tentang keberadaannya rumah. Dia memberitahu tujuannya adalah supaya Andi dan Ivan dapat berkerjasama. Ivan akhirnya terpaksa setuju. Andi udah menunggu diluar"Apa khabar, Van?""Saya baik aja""Yuk Dia""Ermm....aku nggak ikut. Sebaiknya kamu berdua aja. Lagian ada Gita dirumah.""Yaaa...saya pergi dulu, yach" Di mobil, andi meluahkan rasa nggak senangnya terhadap Ivan. Dia berkata yang mungkin Ivan merasa enakan sekarang kerana udah kembali ke restoran itu. Ivan berkata dia kembali ke restoran itu pun disebabkan ingin menolong Dia. Bukan atas dasar apa-apa. Ivan mula menanyakan mereka kemana. Andi berkata yang dia membawa terus kepolisi tapi Ivan maunya ketempat lain kerana dia ada agenda lain. Mula-mula Andi kurang setuju tapi akhirnya terpaksa mengalah "Selamat siang""Selamat siang""Maaf..mau nanya..adakah ini tempat tinggalnya Iwan?""Iwan...Iwan Koki maksudnya?""Iya...iya...bisa bicara dengan dia sebentar?""Aduh...gimana yach..soalnya Iwan uddah nggak tinggal disini lagi. Dia kabur dengan barang-barangnya..""Kabus? Apa mungkin anda tau kemana dia?""Nggak tau. Ibu kos juga nggak tau kemana dia pergi. Ibu kos juga sedang mencarinya kerana dia ada hutang ama Ibu kos. Dengan anak-anak kos juga lho...""Ohh...makasih yach?""Tadi kita udah mengikut rencana lho. Sekarang kita ikut rencana gwe."Andi juga berkata hal ini mungkin ada kaitannnya dengan Fifi kerana selagi Ivan dan Dia masih berhubungan, Fifi akan cuba sedaya upaya untuk menjatuhkan Dia. "Kalau kamu sayang sama Dia, sebaiknya kamu menjauhkan diri dari Dia dan kembali semula kepada Fifi""Huhhh..."Sesampainya mereka di kantor polisi, Andi mengajak Ivan masuk tapi Ivan menolak dan hanya mahu menunggu diluar.Disekolah, Susi meminta kunci dari Iwan tapi Iwan menolak kerana menurut perintah Fifi. Susi nggak puas hati lalu berjumpa dengan eka dan meminjam uang. Eka kehairanan sejak kapan Susi nggak punya uang. Rupanya uang itu adalah untuk Iwan...uang sogokan supaya Iwan memberikannya kunci mobil tapi Iwan menolak malah berkata yang gajinya lebih tinggi dari uang sogokan Susi. Sesampainya dirumah, Iwan berjalan laju dari Susi dan ingin memberitahu ke Fifi yang Susi cuba menyogoknya. "Kamu telat 15 menit.""Maaf Ma...lagipun cuma 15 menit aja kok""Kamu tau kan peraturan baru mama. Kamu telat 15 menit tau. Kemana aja kamu?""Err...errr...""Kami telat kerana tadi Susi berbicara dengan teman-teman prianya,Bu""Heh....kamu supir atau apa sich? Udah jadi supir malah ngintip gwe lagi!!""Sudah...sana..ganti pakaian""Iwan, saya ada tugasan baru untuk kamu""Andi, Ivannya mana?""Nggak tau. Tadinya selepas saya dari kantor polisi, Ivan udah nggak ada." Andi pun memberitahu Dia yang ini mungkin rekasaya Ivan untuk meraih simpati Dia. Dia nggak mau percaya dengan teori Andi tapi Andi terus-terusan menyogok Dia dengan teorinya yang jahat itu dan seolah-olah Dia mula mempercayainya.Disekolah, Eka terjumpa dengan pelatih dari sekolah lamanya. Pelatihnya itu berkata yang pasukan basket udah menurun prestasinya dan terus-terusan kalah. Sebab itu dia berhenti jadi pelatih"Kamu mau jadi pelatih, Eka?""Pelatih?"Fifi memerima pang(^_^)Vn dari Ivan. Ivan mahu berjumpa dengan Fifi dan menanyakan soal kasus keracunan itu. Fifi pura-pura marah bila Ivan menanyakan adakah Fifi juga terlibat dengan itu."Ini pasti Dia yang menyuruh kamu""Nggak. Dia nggak menyuruh saya. Justru saya yang ingin tau." Fifi juga bertanya dimana mereka tinggal sekarang. Ivan nggak mau memberitahu. Fifi kemudiannya bilang yang dia rindu sama Gita dan pingin sekali berjumpa dengan Gita dan dia juga pasti yang Gita kangen samanya. Ivan berkata semoga harapan Fifi itu bener kerana kalaupun Gita kangen, Gita pasti akan menelefon Fifi tapi nyatanya sampai kehari ini Gita masih belum menghubungi Fifi. Fifi pada asalnya pingin marah bila Ivan berkata begitu tapi demi untuk meyakinkan yang dia bener-bener berubah (walau nyatanya nggak) dia berlagak cool aja. Ivan sempat berfikir yang Fifi bener-bener berubah tapinya dia juga masih ragu apakah itu yang bener atau cuma lakonannya aja."Ka Eka mau jadi pelatih?""Iya""Kan Kak Eka blom habis sekolahnya....lagian blom ada sarjana..kok bisa sich?" Eka ngrobol sama Gita mengenai hal itu. Kemudiannya Gita minta diajarin ama Eka gimana mau main basket. Ketika mereka lagi main basket, Ivan pulang dan terus menyambut bola yang dilempar oleh Gita. Ivan tersenyum senang melihat Eka bergaul mesra dengan Gita."Oom, baru pulang yach?""Iya. Oom lagi ada urusan""Pa, Ka Eka mau jadi pelatih basket. ""Oh ya? Bagus dong tapi kamu harus memberitahu ke mama yach.""Iya Oom" Ketika ini, Dia sedang membuka pintu depan dan melihat Eka ngrobol sama Eka dan Gita. Dia juga merasa senang bila melihat mereka bertiga mesra gitu. "Kamu dari mana, Van?""Saya fikir hal keracunan itu datang dari orang dalam.""Orang dalam?" Ivan lalu menyatakan tentang keraguannya terhadap salah seorang karyawan restoran itu, Iwan. Dia terkejut bila nama Iwan disebut. Ivan pun memberitahu yang tadinya dia mencari Iwan untuk menanyakan hal keracunan itu. Keraguan Ivan mula menebal bila Iwan hilang secara tiba-tiba. Dia nggak percaya bila Ivan meragui karyawannya. Dia mula terfikir tentang teori Andi tadi."Nggak mungkin...." bisik Dia"Apa?""Nggak apa-apa""Ok. Saya mau mandi dulu yach" Ivan lantas meninggalkan Dia. Dia mulai berpikiran yang ada kebenaran mengenai teori Andi. Dia juga mulai meragui Ivan. Dirumah Fifi, Fifi terkejut bila melihat Iwan masih ada dirumahnya"Lho, kok masih disini? Nanti keburu malam. Ayo sana.""Maaf Bu tapi saya merasa keberatan untuk melakukannya" Fifi berusaha meyakinkan Iwan jika dia bisa melakukan apa yang disuruhnya, Fifi jamin Iwan akan selamat. Mula-mula, Iwan masih menolak kerana ia sudah mencapai tahap kriminal tapi bila Fifi berkata yang dia akan menjamin keselamatannya, Iwan setuju."Kamu tahu tentang kejadian restoran saya? Iya...dimana? Iya...saya akan segera kesana" Dia mematikan telefon. Kebetulan Eka masuk ke ruang tamu."Ada apa ma?""Nggak. Eka, mama keluar dulu yach.""Mau kemana, ma? Kan hari udah malam nich.""Ermm..ada barang mama ketinggalan di kantor. Mama harus kesana. Mama pergi dulu yach"Ditempat yang dijanjikan, Dia memberhentikan mobilnya dan keluardari mobil."Mana yach?" Dia melihat jamnya. Tiba-tiba muncul satu mobil dari arah depan menuju kearahnya. Dia menjadi panik. Mobil itu terus memecut menuju kearahnya..........Bersambungggggg.....

posted by admin at 1:26 PM | Permalink |

[ back home ]

Comments for Dia 3 -EPISODE 108
Ads Corner


TagMe!

TagMe!
Download

Laskar Cinta
Hanya Untukmu-Mawi
V/CLIP Jgn. Pisahkan – Mawi dan Marsha(baru)
Mawi - Al- Jannah
Siti Nurhaliza - Biarlah Rahsia
Dewa - Sedang Ingin Bercinta
V/C Marsha - She
V/C Mungkir Bahagia- Shaz (baru)
Farhan AF4-Sayang Disayang (baru)
Velvet AF4-Langit Ke Tujuh (baru)
MP3 KONSERT AF4 - MINGGU 4(baru)
Nakal Listening


Fav. Link Here



Siapa yg links dgn. nakal?

Contact Kami


Counter


Free Counters
Free Counters

referer referrer referers referrers http_referer





Credits
 

Powered by Blogger

eXTReMe Tracker
 View My Public Stats on MyBlogLog.com